Nah, apa isi pidato Bung Tomo yang berhasil membakar semangat pejuang untuk melawan penjajah pada 10 November? Pekikan heroik Bung Tomo berupa Merdeka atau Mati menjadi ikonik pertempuran di Surabaya. Pertempuran Surabaya menjadi perang terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia, pasca Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Puisi: Merdeka atau Mati . 7 November 2020 14:25 Diperbarui: 7 November 2020 14:41 2133 14 0 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Lihat foto Dokpri Reenactor Ngalam
Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas. Pidato Bung Tomo (1945) oleh Sutomo. 10 November 1945. Karya ini berada pada domain publik di Indonesia karena penciptanya telah meninggal dunia lebih dari 70 tahun yang lalu atau dipublikasikan pertama kali lebih dari 50 tahun yang lalu.
"Merdeka atau mati" -" Ragil Kasuda on Instagram: "God still created the devil, even though he knew it was destructive. . . "Merdeka atau mati" -Bung Tomo"
Bung Tomo merupakan pejuang yang tak henti-hentinya memikirkan nasib bangsa. Jiwa patriotnya lahir dari kekuatan iman seorang Muslim. Suatu hari, saat dikepung pesawat tempur Belanda, ia dan pasukannya selamat lantaran awan yang menutupinya. Ini kisah lengkap perjuangannya.
Bung Tomo jadi salah satu peran utama menyemangati arek-arek Kota Pahlawan melalui pidato untuk tetap semangat melawan penjajah yang ingin merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Berikut isi pidato Bung Tomo yang disampaikan pada 10 November 1945, seperti dikutip dari laman Setneg, Rabu (10/11):
CP29. 108 92 436 246 103 114 323 439 252
puisi bung tomo merdeka atau mati